Deiyai, 27 Oktober 2024 – Jembatan Gantung Yawei Goopa-Pekepa, yang dibangun pada tahun 2009, kini berada dalam kondisi kritis dan terancam putus. Jembatan ini menghubungkan wilayah Tigi dan Wagamo, namun selama bertahun-tahun tidak mendapatkan perhatian dan perawatan memadai dari Pemerintah Kabupaten Deiyai, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Karena tiang dan alas kayu jembatan mulai lapuk, masyarakat dan pemuda setempat terpaksa memperbaikinya secara swadaya dengan bahan seadanya. Bahkan, beberapa baut yang sudah karat dan terlepas diikat ulang secara manual agar jembatan tetap bisa digunakan.
Jembatan Krusial bagi Masyarakat Goopa dan Pekepa
Jembatan Yawei Goopa-Pekepa memiliki panjang sekitar 200 meter dan berada di ketinggian 200 meter di atas permukaan sungai. Jembatan ini awalnya dibangun pada tahun 1998 oleh Pemerintah Kabupaten Paniai, sebelum Deiyai menjadi kabupaten mandiri. Pada tahun 2009, jembatan ini sempat diperbarui, tetapi sejak saat itu tidak ada perawatan berarti.
Meski tiangnya terbuat dari kayu besi dengan ukuran 20×20 cm dan mampu bertahan lama, kini kondisinya semakin mengkhawatirkan. Masyarakat yang setiap hari melintasi jembatan tersebut berharap adanya solusi permanen agar akses utama dari Tigi ke Wagamo tidak terputus.
Proposal Pembangunan Tak Kunjung Direalisasikan
Sebelumnya, masyarakat melalui Kepala Kampung Pekepa, almarhum Alpois Pinibo, telah mengajukan proposal pembangunan jalan dan jembatan Yawei-Goopa kepada Bupati Deiyai, Ateng Edowai, pada akhir 2023. Namun, Dinas Pekerjaan Umum justru memprioritaskan proyek jalan di wilayah lain, seperti Kokobaya-Epeyako dan Apogo, tanpa melanjutkan pembangunan yang dijanjikan di Goopa-Pekepa.